Kumpulan Berita Unik Dan Aneh Terpopuler Bermain SBODewa Tentang Bandar Taruhan Judi Online Serta Produk Permainan Judi Online Dan Promo Yang Ada Di Situs Agen Judi Online SBODewa

Rabu, 28 Maret 2018

5 Kota Yang Di Kuasai Wanita

Situs Judi Online - 5 Kota yang di kuasai para kaum wanita salah satunya ada yang bikin geleng-geleng kepala, untuk para laki-laki jangan emosi ya membacanya, imi lah 5 kota yang di kuasai wanita yang telah di rangkum oleh Sbodewa, Rabu ( 28/03/18 ). 

1. Kota Noiva Do Cordeiro ( brazil )

Sebuah kota kecil, Noiva Do Cordeiro, Menas Gerais, Brazil, memiliki 600 orang penghuni yang seluruhnya adalah perempuan, yang menurut banyak kalangan memiliki parah yang cantik.

Para perumpuan warga kota ini berusia 20-35 tahun. Mereka kini merindukan kehadiran para peria lajang, yang bersedia tinggal di kota itu dengan aturan para perempuan.


Sebagian para perempuan ini memang sudah menikah. Namun, para suami mereka bekerja jauh dari kampung halamannya dan hanya boleh kembali pada akhir pekan.

Sementara itu para anak laki-laki diminta meninggalkan kota itu saat berusia 18 tahun dan tak ada pria lain yang diizinkan tinggal di kota yang terletak di sebuah lembah terpencil, sekitar 96 kilometer dari kota Belo Horizonte.

kota ini berdiri pada 1890-an, saat seorang perempuan muda bernama Maria Senhorinha De Lima dan keluarganya di kucilkan oleh gereja Katolik setempat karena dituduh berbuat zina.


Perlahan-lahan, semakin banyak perempuan lajang dan para ibu bergabung dengan komunitas itu. Pada 1940, seorang pendeta Anisio Pereira memperistri seorang perempuan muda berusia 16 tahun dan mendirikan gereja di komunitas itu.

Namun, pendeta Anisio kemudian menerapkan aturan ketat, yaitu melarang warga minum minuman keras, mendengar musik, memotong rambut, atau menggunakan alat kontrasepsi. Ketika pendeta Anisio meninggal dunia pada 1995, para perempuan ini memutuskan untuk tidak lagi membiarkan pria mendikte kehidupan mereka. Salah satu hal pertama yang mereka lakukan adalah membubarkan organisasi keagamaan yang dianggap bias jender.

Kini, para perempuan yang berkuasa di kota kecil itu. Mereka mengerjakan semua hal sendiri, mulai dari bertani, merencanakan pembangunan kota, hingga ritual keagamaan.

2. The Other World Kingdom /  OWK ( Republik Ceska )


Negara kecil yang disebut micronation ini dibangun pada tahun 1996 dengan luas negara yang diklaim sebesar 3 hektar. OWK ini berada di daerah Cerna, Republik Ceska. Di negara itu terdapat beberapa bangunan seperti Queen Palace sebagai bangunan utama tempat tinggal sang ratu. Dalam Queen Palace terdapat ruang pesta, ruang takhta, ruang sekolah, gym, ruang penyiksaan dan juga penjara bawah tanah.

Selain itu ada bangunan bernama Long House yang digunakan untuk menjamu pengunjung yang datang. Di sana terdapat kolam renang, restoran, pub dan juga ruang penyiksaan. Di bagian luar ada kandang kuda dan juga jogging trek berbentuk oval dengan panjang 250 meter. Ya, cuma segini negara bernama The Other World Kingdom ini.


Negara kecil yang mengusung motto ‘Woman Over Man’ ini menempatkan kaum wanita sebagai penguasa maupun pejabat. Laki-laki jangankan mendapat kehormatan, mereka justru dijadikan budak. Negara ini memang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin lelaki hanya untuk dijadikan budak di bawah naungan penguasa perempuan, Queen Patricia I. Ada beberapa kelas/kasta yang berlaku di OWK, dan laki-laki berada di kelas terbawah selevel dengan binatang ternak.


Negara ini serius sekali dalam urusan identitas negara. Bendera negara OWK menggunakan lambang seks perempuan sebagai pusatnya. Mereka juga mempunyai mata uang, lambang negara bahkan paspor juga.

3. Suku Khasi Di Meghalaya ( India )


Bagian timur laut India yang terpencil merupakan tempat tinggal suku kuno yang penghormatannya atas perempuan menjadikan mereka anomali mencolok di negara yang didominasi laki-laki ini.

Namun ketika dunia tengah memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret silam, wilayah tersebut menjadi medan pertempuran yang sulit dipercaya di mana kaum pria mencoba mengakhiri tradisi matrilineal yang dianut oleh lebih dari satu juta orang.

Suku Khasi di kawasan permai Meghalaya menempatkan perempuan sebagai pusat masyarakat sejak buaian hingga ke liang lahad.

‘Datangilah rumah sakit mana pun, kemudian berdirilah di luar bangsal persalinan dan dengarkanlah,’ kata Keith Pariat, aktivis hak asasi manusia.

‘Jika yang lahir anak laki-laki, Anda akan mendengar keluarga itu berkata seperti: “Oh, oke, tak apalah”. Tapi jika yang lahir anak perempuan maka ada sukacita dan tepuk tangan.’

Pariat adalah ketua Syngkhong Rympei Thymmai (SRT), sebuah organisasi yang berjuang dengan daya tahan yang luar biasa untuk memberantas tradisi.

Menurut tradisi Khasi, putri bungsu mewarisi semua harta leluhurnya, pria diharapkan untuk pindah ke rumah istri mereka setelah menikah, dan anak-anak harus menggunakan nama keluarga ibunya.

Dan, dalam aturan yang menjelaskan mengapa bayi perempuan disambut dengan meriah ini, semua orangtua yang memiliki harta warisan tetapi tidak punya anak perempuan harus mengadopsi seorang anak perempuan sebelum mereka mati, karena mereka tidak bisa meninggalkan warisan untuk anak-anak lelaki mereka.

4. Desa Al Samaha ( Arab Saudi )


Mesir identik dengan Kairo dan Piramida. Namun tidak hanya itu, di sana juga ada desa khusus wanita dan terlarang bagi kaum pria.  Adalah Desa Al Samaha, desa di Mesir yang hanya dihuni oleh kaum hawa. Desa itu berlokasi di Kota Edfu yang berjarak sekitar 120 Km dari Aswan.

Seperti diberitakan oleh media Al Arabiya, desa itu dihuni oleh sekitar 303 wanita single. Oleh Pemerintah setempat, desa itu memang dikhususkan bagi para janda dan wanita yang telah bercerai.

"Proyek di desa itu dimulai dari tahun 1998, ketika Menteri Agrikultur memutuskan untuk mengalokasikan dua desa baru untuk wanita yang telah bercerai dan janda saja," ujar supervisor Desa Al Samaha, Hamdi Al-Kashef.

Para wanita hanya tinggal dengan anak-anak mereka saja tanpa kehadiran laki-laki. Setiap keluarga pun diberikan sebuah rumah beserta perabot dan lahan untuk bercocok tanam.

Namun lain halnya apabila seorang wanita di desa itu menikah. Ketika seorang wanita di desa itu menikah, mereka harus menyerahkan tanah dan desa yang disiapkan oleh Pemerintah.

Secara tujuan, desa tersebut memang disiapkan untuk membantu masa depan dari wanita sekaligus ibu yang kehilangan anggota keluarganya.

5. Suku Mosuo ( Tiongkok )


Jika biasanya pria yang mencari uang dan wanita yang mengurus anak di rumah, lain halnya dengan Suku Mosuo di Tiongkok. Di suku ini, wanita yang berkuasa. Mereka yang mencari nafkah dan menentukan pasangan hidup.

Ada hal mendasar yang membedakan Mosuo dengan 54 suku lainnya di Tiongkok. Inilah satu-satunya suku yang kedudukan wanitanya lebih tinggi dari pria. Wanita Suku Mosuo mencari nafkah lewat berladang dan memancing ikan, sementara para pria mengurus anak-anak di rumah.

Suku Mosuo tinggal di sekitar Danau Lugu, Provinsi Sichuan, barat daya China. Kecantikan danau ini menjadi daya tarik turis, selain tentunya kehidupan Suku Mosuo yang unik.

Dari semua kebiasaan Suku Mosuo, status pernikahan mereka bisa jadi yang paling unik. Suku Mosuo menganut tradisi 'Walking Marriage'. Sebuah ikatan tanpa status, tanpa pernikahan.

Wanita yang sudah menstruasi memiliki hak untuk memilih, bahkan berganti-ganti pasangan. Sang wanita tinggal menunggu pria yang ingin 'melamar'nya di kamar. Pria Suku Mosuo pun harus masuk dengan memanjat jendela atau lewat pintu belakang, kemudian menggantung topinya di jendela agar pria lain tak masuk.

Sang wanita kemudian boleh menerima, dan menolak pria tersebut. Mereka pun berhubungan intim untuk malam itu, dan bila sang wanita cocok dengan sang pria, hubungan tersebut berlanjut tanpa adanya pernikahan. Begitu sang wanita tak cocok, boleh memilih pria lain!

Ini karena sejarahnya, para wanita Suku Mosuo merasa sakit hati karena ditinggal suaminya melakukan perjalanan jauh. Dulu, mayoritas pria Suku Mosuo menjadi pedagang dan ikut menyusuri Jalur Sutera ke India. Mulai dari situlah, para wanita tak ingin ada ikatan resmi dan 'membaur' dengan pria lainnya.

Unik memang, tapi tradisi ini harus dihormati karena sudah berlangsung beberapa generasi. Berkunjung ke Danau Lugu, traveler juga bisa melihat aktivitas sehari-hari Suku Mosuo seperti wanita yang mengayuh perahu sambil bernyanyi. Ada juga yang berladang dan memancing di danau.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Berita Unik Dan Aneh | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com